MALANG – Ratusan keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Jawa Timur berhasil lulus alias graduasi. Kesuksesan mereka dirayakan dengan wisuda bareng di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya, Malang, Jumat (2/5/2025).
Dalam kesempatan ini, sebanyak 12 pendamping PKH terbaik di Jawa Timur juga mendapatkan penghargaan atas capaiannya bersama 500 KPM yang diwisuda. Mereka adalah Ririn Ekasari, Yusi Ika Wardani, Eni Ismiati, Tri Wahyudi, Onny Dripidha, Fitri Atikasari, Nur Janah, Zakiyatul Fitria, Erma Yusnita , Anita Mulyanti, Okky Rizkyawati, dan Nasianto.
“Untuk pertama kali kita graduasi di kampus. Graduasi bukan seremoni. Graduasi adalah sejarah tentang keberanian, kerja keras, dan harapan yang bisa dibuktikan,” kata Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Dengan graduasi, maka 500 KPM PKH di atas kini tidak lagi menerima bantuan sosial atau bansos sebagai bagian dari program perlindungan sosial. Sebagai gantinya mereka akan masuk fase pemberdayaan.
Gus Ipul menyebut, para KPM PKH ini telah berjuang untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik, sehingga dianggap telah lulus sekolah kehidupan dan layak diwisuda. Dia menegaskan, kesuksesan mereka menjadi kesuksesan semua pihak. “Kalau sukses, untuk keluarga, anak, istri, orang tua, untuk siapa pun yang jadi kerabat kita. Kalau dikumpulkan satu-satu berharga bagi Indonesia, akan jadi sukses Indonesia,” katanya.
Ia menuturkan sebelumnya pengentasan kemiskinan dilakukan lewat skema perlindungan sosial. Namun di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah akan memperkuat aspek pemberdayaan. “Setelah pemberdayaan, bukan berarti tidak terima bantuan lagi, bisa dibantu dengan program pemberdayaan yang lebih besar dari bansos,” katanya.
Ia mengatakan para KPM PKH yang telah graduasi bisa mendapatkan program pemberdayaan dari kementerian UMKM dan koperasi serta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Ia berharap para KPM punya peluang untuk lebih maju lagi usai graduasi. “Kita harus berjuang bersama-sama supaya bisa naik kelas, tidak ada yang tertinggal dari proses pembangunan ini, kita semangat. Bansos itu sementara, berdaya selamanya,” katanya.
Gus Ipul mengatakan kalau semua pihak bekerja sama, maka banyak yang bisa dikerjakan. Hasilnya bahkan lebih besar dan bisa menyasar mereka yang belum tersentuh program pembangunan.
Ke depan, Gus Ipul akan mengevaluasi keluarga penerima manfaat PKH yang menerima bansos tiap 5 tahun sekali. Ia tak ingin mereka menjadi demotivasi dan terbuai hingga selamanya menerima bantuan. “Kecuali yang lansia dan penyandang disabilitas,” katanya.
Dalam kesempatan ini Rektor Universitas Brawijaya, Widodo menyebut para KPM PKH di atas telah lulus sekolah kehidupan sehingga layak diwisuda. “Kita senang dengan kegiatan ini, kita siap bersinergi dengan Kemensos untuk bangun dan bantu selesaikan masalah di masyarakat,” katanya seraya menjelaskan kampusnya juga memiliki program pengabdian masyarakat dan program membangun desa.