Patriot Ketahanan Pangan GP Ansor Siap Lahirkan Desa Ekspor

BANYUMAS — Gerakan Pemuda Ansor berkomitmen mendukung kemandirian ekonomi berbasis desa yang menjadi program prioritas presiden Prabowo. Upayanya dengan mengoptimalkan gerakan Patriot Ketahanan Pangan dalam merealisasikan Desa Ekspor.

“Pelepasan ekspor gula kelapa hari ini adalah bukti nyata bahwa desa memiliki kekuatan besar jika diberi dukungan dan ruang berdaya. Pemuda desa bukan hanya agen perubahan, mereka adalah patriot ketahanan pangan yang menjaga martabat bangsa melalui kerja-kerja nyata,” ujar Ketua Umum PP GP Ansor H. Addin Jauharudin dalam acara Pelepasan Ekspor Gula Kelapa oleh BUMDes Kabul Ciptaku di Desa Cilongok, Kabupaten Banyumas, Kamis (1/5/2025).

Kegiatan inisiasi Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag) ini menggandeng GP Ansor agar dapat menduplikasi ke berbagai jejaring di setiap daerah. GP Ansor juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan kedua kementerian tersebut. Kerja sama ini mencakup penguatan kapasitas pemuda desa, pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas, serta fasilitasi akses pasar untuk produk unggulan desa.

Para pelaku BUMDes dan pemuda yang terlibat dalam rantai produksi sebagai Patriot Ketahanan Pangan, menurut Addin, menjadi bukti bahwa desa mampu sebagai pilar utama kedaulatan ekonomi bangsa. Mencermati potensi ini, GP Ansor berkomitmen untuk terus mendorong lahirnya Desa Ekspor di berbagai wilayah, memperkuat jejaring ekonomi rakyat, dan menumbuhkan lebih banyak pemuda sebagai garda depan pembangunan dan ketahanan pangan nasional.

“MoU ini adalah langkah strategis. Kami ingin pemuda desa menjadi aktor utama dalam transformasi ekonomi nasional. Melalui sinergi antara GP Ansor dan Kemendes, kita bersama mendorong terbentuknya ekosistem ekonomi yang inklusif dan tangguh yang menjadikan desa sebagai sentra produksi dan ekspor,” urai Addin.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan menyampaikan pentingnya peningkatan  ekspor terutama pada kawasan desa-desa potensial. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, terdapat 2.337 desa ekspor yang terklusterisasi.  Di dalamnya terdapat 739 desa siap ekspor dan 1.598 desa yang belum siap ekspor.

Sebagai upaya mendorong capaian tersebut, Kemendag melakukan business matching dengan 46 perwakilan di 33 negara. Prakteknya, setiap bulan dilakukan 33 kali pitching bersama 350 UMKM. Nilai transaksi per April pada kuartal I 2025 mencapai Rp 850 miliar.

Dalam rangka menumbuhkan daya saing ekspor, bulan Oktober 2025 akan dicanangkan Pameran Ekspor Indonesia, dengan harapan semakin tumbuhnya produk ekspor di setiap desa dapat mendorong pencapaian 8% pertumbuhan ekonomi naasional.

Menteri Desa PDT Yandri Susanto pun ikut memfokuskan pada Asta Cita ke-6, yaitu pembangunan Indonesia dari Desa yang bertujuan untuk pemerataan ekonomi di desa. Melalui pencanangan koperasi dan peran BUMDesa diharapkan mampu menciptakan produk lokal yang memiliki potensi ekspor. Harapannya akan tumbuh desa-desa ekspor di Indonesia.

Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan kerja sama dan kolaborasi yang kuat antar stakeholder dan pemuda di desa, salah satunya GP Ansor melalui gerakan Patriot Ketahanan Pangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *