20 Juta Kasus Keracunan Terjadi di Indonesia Butuh Teknologi Keamanan Pangan

Kabarjatim.com, Kasus keracunan pangan di Indonesia menunjukkan tren peningkatan yang memprihatinkan. Data dari Kementerian Kesehatan mencatat 3.514 kasus keracunan pangan sepanjang tahun 2022. Angka ini meningkat menjadi 4.792 kasus hingga 16 Oktober 2023, dengan Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah kasus tertinggi, mencapai 1.679 kasus Wis77.

Peningkatan kasus ini menyoroti perlunya adopsi teknologi keamanan pangan untuk mencegah keracunan. Beberapa inovasi yang dapat diterapkan meliputi:

    1. Blockchain untuk Keamanan Rantai Pasok: Teknologi blockchain dapat digunakan untuk melacak asal-usul dan pergerakan produk pangan secara transparan, sehingga memudahkan identifikasi sumber kontaminasi dan memastikan integritas produk.

    2. Sensor IoT (Internet of Things): Penggunaan sensor IoT memungkinkan pemantauan kondisi penyimpanan makanan secara real-time, seperti suhu dan kelembaban, untuk memastikan kesegaran dan mencegah kerusakan produk selama distribusi.

    3. Pengawasan Otomatis dan Teknik Pengawetan Inovatif: Implementasi sensor dan sistem pengawasan otomatis dapat mendeteksi kontaminan, sementara teknik pengawetan dan pengemasan inovatif membantu menjaga kualitas dan keamanan pangan.

    Selain teknologi, penerapan praktik higiene yang ketat sangat penting. Langkah-langkah seperti mencuci tangan sebelum mengolah makanan, memastikan kebersihan peralatan masak, dan menggunakan air serta bahan baku yang aman dapat mencegah kontaminasi.

  1. Kolaborasi antara pemerintah, produsen, dan masyarakat dalam mengadopsi teknologi serta praktik kebersihan yang baik diharapkan dapat menurunkan angka keracunan pangan di Indonesia, sehingga masyarakat dapat menikmati makanan yang aman dan sehat.

Refrensi : Akun Demo Slot

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *