Gus Miftah Minta Maaf Terkait Pernyataannya Tentang Tukang Es

gus-miftah-minta-maaf

Yogyakarta, 4 Desember 2024 – Pendakwah kondang, Gus Miftah, akhirnya meminta maaf setelah pernyataannya mengenai tukang es dalam sebuah acara mengundang kontroversi di masyarakat. Pernyataan tersebut dinilai oleh sebagian kalangan sebagai bentuk penghinaan terhadap profesi tertentu.

Gus Miftah yang dikenal luas karena keberaniannya menyampaikan ceramah dengan gaya santai dan penuh humor, dalam beberapa kesempatan mengungkapkan kalimat yang memicu reaksi keras dari publik. Salah satunya adalah pernyataan yang disampaikan dalam sebuah acara talkshow yang diadakan pekan lalu. Dalam kesempatan itu, Gus Miftah sempat mengaitkan profesi tukang es dengan hal-hal yang dianggap tidak pantas dan merendahkan.

Kontroversi Pernyataan

Pernyataan yang dimaksud muncul saat Gus Miftah mencoba menggambarkan perbedaan antara pekerja dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Tanpa disengaja, ia menggunakan tukang es sebagai contoh untuk menggambarkan kesenjangan tersebut. “Tukang es pun bisa hidup kaya, sementara orang yang lulus kuliah kadang masih susah,” ujar Gus Miftah dalam acara tersebut, yang kemudian disusul dengan candaan yang dianggap merendahkan profesi tersebut.

Kalimat ini langsung mendapatkan sorotan publik, terutama dari para pekerja informal yang merasa profesinya dihina. Beberapa pengguna media sosial mengkritik keras Gus Miftah dan menyatakan bahwa profesi tukang es atau pekerja lain seharusnya dihormati, karena mereka turut memberikan kontribusi bagi perekonomian negara.

Permintaan Maaf dari Gus Miftah

Merespon kritik yang berkembang, Gus Miftah langsung mengambil langkah untuk meminta maaf. Dalam unggahannya di media sosial, ia menuliskan klarifikasi dan permintaan maaf atas pernyataan yang dianggap menyakiti hati banyak pihak.

“Saya dengan tulus meminta maaf kepada teman-teman tukang es, pedagang, dan semua profesi yang saya maksudkan. Saya tidak berniat merendahkan siapa pun, apalagi profesi mereka yang sangat mulia dan memberikan manfaat bagi banyak orang,” tulis Gus Miftah di akun Instagramnya, @gusmiftah, Senin (2/12/2024).

Gus Miftah menambahkan bahwa pernyataan tersebut merupakan sebuah kekeliruan dalam penyampaian, dan ia mengaku khilaf. Ia juga mengungkapkan bahwa dia menghargai segala profesi yang ada di masyarakat, termasuk tukang es, yang menurutnya adalah bagian dari pahlawan ekonomi rakyat.

Tanggapan Masyarakat dan Profesional Lain

Pernyataan maaf Gus Miftah disambut beragam tanggapan. Banyak pihak yang mengapresiasi langkah Gus Miftah yang secara cepat mengklarifikasi dan meminta maaf. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa meskipun permintaan maaf itu dihargai, hal ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, termasuk tokoh publik, untuk lebih hati-hati dalam memilih kata-kata.

“Sebagai seorang pendakwah, Gus Miftah memiliki pengaruh besar. Kata-kata beliau bisa menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif. Jadi, penting bagi beliau untuk lebih sensitif terhadap profesi dan kondisi sosial masyarakat,” ujar Fadhila, seorang aktivis sosial yang turut berkomentar mengenai isu ini.

Kritik Mengenai Stereotip Profesi

Kritik terhadap pernyataan tersebut juga mencuat dalam konteks stereotip profesi tertentu yang sering dipandang sebelah mata. Beberapa pihak menyarankan agar masyarakat, terutama tokoh-tokoh publik, lebih bijaksana dalam berbicara agar tidak menguatkan stigma atau prasangka negatif terhadap pekerjaan yang dianggap “rendahan.”

“Semua profesi itu mulia selama itu halal. Tidak ada profesi yang lebih rendah atau lebih tinggi. Yang penting adalah bagaimana kita menjalani pekerjaan tersebut dengan penuh tanggung jawab,” ujar M. Iqbal, seorang pakar komunikasi sosial.

Penutupan

Pernyataan dan permintaan maaf Gus Miftah ini menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial, sekaligus membuka ruang untuk refleksi tentang bagaimana profesi harus dihargai tanpa memandang status sosial atau tingkat pendidikan. Semoga kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih bijak dalam berbicara dan menghargai segala bentuk pekerjaan.

Sementara itu, Gus Miftah tetap melanjutkan aktivitas dakwahnya, sembari berkomitmen untuk lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata di masa mendatang

 

Refrensi : https://herototomenyala.com/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *