JEMBER – Aplikasi Smart TPA mengantarkan tim Recycle Rangers dari Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Jember (UNEJ) meraih Juara 1 Best Design Thingking kategori UI/UX Challenge.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang (POLINEMA). Ajang perlombaan comPetition for Learning and Advancing Youth in Information Technology (PLAY IT) 2024 ini merupakan kompetisi nasional yang bertujuan mendorong generasi muda Indonesia mengembangkan kreativitas dan inovasi di bidang teknologi.
Ajang yang terselenggara pada 25 September sampai 3 November 2024 ini menobatkan tim Recycle Rangers UNEJ sebagai juara dalam skala nasional melawan 70 tim lainnya dari berbagai perguruan tinggi.
Abdul Mu’iz Samsul Arifin, salah satu anggota dari tim Recycle Rangers mengatakan ide yang diangkat pada produk mereka yaitu rancangan aplikasi pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) forecasting untuk meningkatkan efesiensi, keamanan, dan pengelolaan sampah cerdas.
“Aplikasi ini kami beri nama Smart TPA. Kami mengambil studi kasus pada TPA Pakusari Jember dengan melakukan pengamatan secara langsung dan wawancara dengan pihak terkait untuk mengetahui lebih mendalam tentang masalah atau kendala yang dialami di TPA Pakusari,” katanya.
Ia juga menceritakan proses dari perjuangan tim Recycle Rangers dalam mencapai kemenangannya ini. Diawali dengan menyusun proposal dan melakukan pengamatan secara langsung di TPA Pakusari serta mewawancarai pihak terkait. Dilanjut melakukan ideasi untuk menentukan solusi yang tepat terhadap permasalahan yang ada di TPA Pakusari, hingga merumuskan perancangan aplikasi pengelolaan TPA dengan memanfaatkan AI forecasting ini.
“Alhamdulillah, ide yang telah kami rumuskan berhasil lolos ke babak final dari total 70 ide proposal. Pada babak final, perlombaan dilaksanakan secara tatap muka di POLINEMA. Pada babak final ini kami diberikan challenge pengembangan dari ide yang sudah kami rumuskan di awal. Kami diberikan waktu selama 24 jam untuk menyelesaikan challenge tersebut. Setelah selesai, kami melakukan presentasi rancangan purwarupa aplikasi pada juri,” kata Mu’iz.
Menurut Mu’iz, alasan produk yang mereka buat dapat memenangkan perlombaan ini dikarenakan rancangan produk yang unik dan belum ada ide aplikasi yang serupa.
“Yang membuat produk kami dinilai sebagai yang terbaik adalah inovasi yang unik dan belum ada ide aplikasi yang serupa, menurut kami sudah tepat dengan permasalahan yang dialami. Selain itu, kami juga memperhatikan aspek keberlanjutan SDGs dan dampak sosial dari produk kami. Sehingga produk kami dapat memberikan manfaat dan menjadi solusi dari permasalahan yang ada,” katanya.