JEMBER – Kafe tak selamanya identik dengan kopi. Ada kafe jamu di Jember yang menyajikan menu kekinian untuk kaum milenial. Namanya Kafe Suwe Ora Djamu yang berada di kantin Fakultas Farmasi Universitas Jember.
Coba lihat saja di deretan menunya ada Red Velto yang berbasis wedang uwuh, Blue Tea minuman dari bunga telang, atau Taroku yang menggunakan bunga rosella. Pengunjung pun bisa memilih memilih cocktail jamu semisal dikombinasikan dengan susu, jeruk nipis atau bahkan soda.
Menurut Dekan Fakultas Farmasi Universitas Jember, Nuri, pendirian kafe ini selaras dengan visi dan misi Fakultas Farmasi yang ingin mengembangkan agro farmasi yang memanfaatkan kekayaan tanaman obat Indonesia. Adanya Kafe Suwe Ora Djamu juga dalam rangka melestarikan keberadaan jamu sebagai warisan bangsa. Sengaja dikemas dengan cara kekinian agar kaum milenial menyukainya.
“Cocok buat kaum milenial karena kami mengemasnya secara modern seperti misalnya ada bartender yang bertugas meracik jamu. Kedua, bahan baku dan produksinya diawasi sesuai standar industri farmasi yang berlaku sehingga dijamin aman dan berkhasiat. Jangan lupa sepahit-pahitnya jamu masih peduli pada kesehatan ketimbang mantanmu,” kata Dekan Fakultas Farmasi melalui siaran pers yang diterima Kabarjatim.com, Jumat (23/6/2023).
Inovasi Fakultas Farmasi ini mendapatkan apresiasi dari Rektor Universitas Jember. Menurut Iwan Taruna, produk jamu produksi Fakultas Farmasi rasa dan penampilannya tidak kalah dengan produk minuman yang ada di pasaran.
Keberadaan Kafe Suwe Ora Djamu juga bisa dimanfaatkan sebagai laboratorium oleh mahasiswa dan dosen untuk berwirausaha serta riset guna menciptakan produk kesehatan lainnya berbasis tanaman obat. Oleh karena itu dia mendorong Fakultas Farmasi gencar berpromosi agar produk jamu Kafe Suwe Ora Djamu makin dikenal luas. Tidak hanya di kalangan kampus namun di kota Jember.
“Saya usul agar produk Kafe Suwe Ora Djamu Fakultas Farmasi mulai masuk ke loka pasar sekaligus merintis layanan pesan antar. Saya optimis produk minuman jamu kekinian ini bisa diterima masyarakat luas. Misalnya saja target pertama produknya bisa masuk ke toko dan mal di Jember deh,” kata Iwan Taruna.