JAKARTA – Seluruh dunia tengah bekerja keras untuk mendorong pemulihan industri aviasi dan pariwisata yang dihantam pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir.
Di Indonesia sendiri, industri aviasi dan pariwisata diprediksi pulih sepenuhnya pada awal 2024. Melihat kondisi tersebut maka di akhir Oktober 2021, Pemerintah Indonesia berinisiatif membentuk Holding BUMN sektor pariwisata dan pendukung yang disebut sebagai PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau Injourney sebagai langkah akselerasi pemulihan industri aviasi dan pariwisata Indonesia di dalam maupun luar negeri.
Injourney yang merupakan Holding BUMN Sektor Pariwisata dan Pendukung yang beranggotakan PT Angkasa Pura I; PT Angkasa Pura II; PT Hotel Indonesia Natour; PT Pengembangan Pariwisata Indonesia; PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko; dan PT Sarinah membagi dalam lima kluster bisnis, yaitu Airport Management, Heritage Management, Destination Development, Demand Management, dan Retail Management.
Bersama anggotanya, Injourney berkolaborasi membangun inisiatif-inisiatif yang harapan ke depannya dapat menjadi langkah strategis dan jangka panjang bagi kemajuan pariwisata Indonesia.
“Saat ini kami tengah berfokus untuk mengoptimalkan pengembangan lima destinasi prioritas di Indonesia, yaitu Mandalika, Borobudur, Likupang, Danau Toba, dan Labuan Bajo. Kami mendorong pengembangan berbagai fasilitas, akomodasi, atraksi, event activation, dan juga membantu branding untuk membantu industri pariwisata di setiap destinasi tersebut. Ini adalah program yang sangat intensif yang dilakukan dalam 2 tahun ke depan yang kami harapkan rampung pada 2024,” kata Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata Injourney, Maya Watono di acara Power Lunch dalam rangkaian KTT Y-20 Indonesia 2022 di Shangri-La Hotel, Jakarta, Senin (18/7/2022).
Inisiatif lain yang juga dilakukan adalah membuat program-program unggulan yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Seperti MotoGP di Mandalika beberapa waktu yang lalu, power boat race di Danau Toba, serta kegiatan-kegiatan bertaraf internasional lainnya.
Injourney juga mendorong transformasi digital di industri pariwisata, terutama perhotelan. “Pendirian Injourney bertujuan membentuk ekosistem pariwisata Indonesia yang terintegrasi dengan multisektor. Kami hadir menjadi nafas baru bagi industri pariwisata di tengah kondisi pandemi serta menjadi wadah untuk berkolaborasi dan berintegrasi dalam misi pengembangan wisata Indonesia,” kata Maya.
Dalam kesempatan ini pula, Maya Watono membagikan ceritanya sebagai salah satu representasi direksi muda di industri ini. Maya yang juga merupakan seorang pelari amatir mengibaratkan bahwa dalam perjalanan karirnya sama seperti seorang pelari marathon, di mana ketekunan dan semangat pantang menyerah saat menghadapi kondisi sulit adalah dua hal yang harus dimiliki.
“Kondisi sulit bisa saja muncul dalam karir dan kehidupan pribadi kita, tetapi bila kita tetap tekun dan melangkah, pada akhirnya kita akan tiba di tujuan,” kata Maya.
Sebagai penutup, Maya pun memberikan sarannya pada perempuan yang bercita-cita untuk menjadi pemimpin. Ia menilai penting untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta mampu membagi waktu untuk pekerjaan, keluarga, sosial, dan diri sendiri. “Yang penting pantang menyerah dan tidak pernah berhenti belajar untuk melatih kompetensi kita karena bila kita yakin dengan diri sendiri, kita akan dapat dipercaya untuk memimpin,” tuturnya.
Melalui Youth 20 (Y-20), berbagai kelompok kepemudaan dari 20 negara turut mengambil peran untuk menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada Bulan November. Tahun ini, delegasi Y-20 memiliki empat isu prioritas, yaitu ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet yang berkelanjutan, serta keberagaman dan inklusi. InJourney sebagai salah satu sponsor dalam kegiatan ini berkomitmen untuk mensukseskan rangkaian kegiatan Y-20 pada Bulan Juli ini serta G-20 yang akan berlangsung pada November mendatang.