LUMAJANG – Awal 2022 Gunung Semeru kembali meletus pada Senin (3/1) pukul 12.25 WIB. Kolom abu teramati kurang lebih 200 meter di atas puncak gunung dan awan panas guguran dengan intensitas tebal menuju ke arah tenggara.
“Aktifitas gunung api setinggi kurang lebih 3.976 mdpl itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 25 milimeter (mm) dan durasi 1.260 detik,” ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulis.
Rangkaian letusan aktivitas vulkanik ini berawal dari letusan Gunung Semeru pada Sabtu 4 Desember 2021 siang. Saat itu letusan Semeru memporakporandakan wilayah sekitar gunung. Tercatat, akibat letusan Semeru 1.027 unit rumah rusak di Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo. Sementara jumlah korban meninggal dunia mencapai 50 jiwa.
Sehubungan dengan aktivitas Semeru yang masih terus berlangsung, PVMBG mengeluarkan rekomendasi sesuai dengan level aktivitas III (Siaga) agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
PVMBG juga meminta agar tidak ada aktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Di samping itu, diimbau juga kepada masyarakat agar mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.