MANILA – Tim CIMOL dari Indonesia yang mengusung aplikasi Hoax Analyzer menahbiskan diri sebagai pemenang Final Imagine Cup Asia Tenggara, mengalahkan sembilan tim lainnya.
Di posisi kedua, menyusul tim HeartSound dari Singapura dan tim Opticode dari Filipina memenangkan posisi juara runner-up kedua pada kompetisi ini. Sebagai juara dan runner-up Final Imagine Cup Regional Asia Tenggara, ketiga tim akan melakukan perjalanan inovasi ke tingkat berikutnya di Imagine Cup World Finals yang diadakan di Seattle pada bulan Juli ini.
Di sana, 50 Tim mahasiswa dari seluruh dunia akan bersaing untuk mendapatkan hadiah utama lebih dari Rp1 miliar, kesempatan bimbingan dengan CEO Microsoft, Satya Nadella, serta hibah dan kredit dari Azure untuk realisasi pemasaran produk.
“Finalis regional tahun ini membawa gagasan hebat ke panggung, dan kami melihat banyak potensi dalam proyek-proyek ini dalam memecahkan beberapa tantangan terbesar sekarang ini. Imagine Cup hanyalah awal bagi banyak inovator dan pengusaha pemula ini, dan kami sangat antusias untuk menjadi bagian dari perjalanan mereka,” ujar Developer Experience Lead Microsoft Asia Pacific, Dave Miller melalui siaran pers yang diterima Kabarjatim.com, Rabu (26/4/2017).
Dibuat dengan produk unggulan dari Microsoft, aplikasi Hoax Analyzer dari Tim CIMOL adalah aplikasi berbasis web yang bertujuan untuk memerangi proliferasi berita palsu atau hoax. Aplikasi ini mampu mengidentifikasi hoax pada sumber informasi tertentu. Tim CIMOL berharap bahwa penemuan mereka akan membantu lebih banyak pengguna untuk memfilter informasi palsu dan memverifikasi sumber klaim sebelum menyebarkannya.
Tim HeartSound menciptakan S3, sebuah perangkat cerdas yang dapat dipakai dengan menggabungkan fungsi stetoskop dan mesin elektrokardiografi. Perangkat ini secara aktif dapat memantau detak jantung penggunanya dan memberikan notifikasi secara nirkabel kepada dokter jika ada kelainan sehingga pasien dapat menerima pemeriksaan atau perawatan lebih lanjut tanpa penundaan.
Sedangkan tim Opticode menciptakan aplikasi untuk meningkatkan kualitas kehidupan para tunanetra dengan Minerva, sebuah aplikasi virtual assistant mobile dengan kekuatan pada kamera smartphone untuk mengidentifikasi objek di dunia nyata. Misalnya, jika Pengguna mengarahkan kamera ke objek kotak sereal, asisten virtual akan menjelaskan objek dengan keras melalui speaker pada smartphone.
Tim siswa telah mempresentasikan gagasan dan proyek mereka dalam sebuah acara intens satu hari penuh yang diadakan pada tanggal 24 April 2017 di hadapan para juri. Panel juri termasuk di antaranya: H.E. Dr. AKP Mochtan, Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Urusan Masyarakat dan Perusahaan; Dr. Jennifer Tang, Pendiri, STAT Innovations dan pendiri Eyenaemia; Lars Jeppesen, Co-Founder Tech One Global; Shuo Hung Chen, Founder, HeX; Nigel Parker, Technical Evangelist Lead Microsoft Asia Pacific, dan Joey Limjap, Wakil Presiden dan Kepala, Riset dan Pengembangan Bisnis PLDT Enterprise.
Selain Indonesia, Singapura, dan Filipina, empat tim mahasiswa lainnya dari seluruh wilayah Asia Tenggara juga terpilih untuk bersaing di Final Dunia untuk pengakuan atas usaha mereka dalam berinovasi.
Tim dari Bangladesh, Tim Parasitica dengan aplikasi diagnosa medisnya yang bernama fasTnosis juga memenangkan penghargaan ‘Most Popular Team,’ yang dinilai berdasarkan hasil pemungutan suara secara online pada final regional.
Secara keseluruhan, Microsoft akan mensponsori total tujuh tim untuk memenuhi standar Asia Tenggara di Final Dunia Juli ini, sehingga dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan kreativitas dan inovasi di kalangan pemuda Asia Tenggara di mata dunia.
Dr. Jennifer Tang, bagian dari tim pemenang di Imagine Cup Finals global 2014 untuk Eyenaemia, alat skrining non-invasif sederhana untuk penderita anemia, mengatakan, Imagine Cup adalah platform hebat bagi para pengembang muda dan inovator untuk mewujudkan gagasan mereka.
“Mantan kontestan seperti saya banyak mendapat manfaat dari bimbingan dari para pemimpin industri dan senior untuk membantu mengasah proyek dan keterampilan kita dengan tujuan membangun usaha nyata. Saya berharap untuk dapat melihat beberapa proyek ini mulai membuahkan hasil dalam waktu dekat,” ulasnya.
Diadakan setiap tahun sejak 2003, Microsoft Imagine Cup adalah kompetisi teknologi pelajar terkemuka di dunia, yang dikenal sebagai ‘Olimpiade Teknologi Untuk Pelajar’. Bagi banyak tim, perjalanan mereka ke Imagine Cup World Finals dimulai pada tahun 2016, ketika para siswa mulai membentuk tim mereka di sekolah-sekolah di seluruh dunia untuk berkompetisi di tingkat lokal, dengan tujuan lolos ke putaran final dunia.