JOMBANG: Inisiatif Moderasi Indonesia (Inmind) menggelar seminar dan bedah buku berjudul ‘Perjalanan Intelejen Santri’ di Auditorium Unipdu Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang Jawa Timur.
Bedah buku karya KH. As’ad Said Ali tersebut, dihadiri oleh Ketua Program Studi Kajian Wilayah Timur Tengah, Yon macmudi, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlanngga, Prof Kacung Marijan, Dosen Fakultas Ushuludin UIN Sunan Ampel Dr Muh Aimur Rofiq, Serta ratusan peserta dari berbagai kalangan mulai dari akademisi, Mahasiswa, Pelajar hingga Ormas.
Dalam sambutannya, As’ad Said Ali mengatakan bahwa basis intelejen sudah dimulai sejak zaman nabi yakni mulai nabi Sulaiman saat akan menaklukan negeri saba.
“Saat itu yang diperintahkan adalah burung Hud untuk menjadi intelejen yang diperintahkan untuk melihat reaksi dari ratu saba usai menerima surat dari nabi sulaiman,”Ujar lelaki yang pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Intelejen Nasional (BIN) 2001-2010.
Ia menambahkan, Informasi intelejen sangat diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan agar dapat bertindak secara sistematis. “Informasi Intelejen guna mengetahui siapa kawan, siapa lawan dan bagaimana menghadapinya jangan Kawan dilabrak sendiri, serta bertindak secara sitesmatis,”Imbuhnya.
Masih menurut, As’ad Ali, Bahwa Informasi yang akurat adalah laporan infromasi yang dilihat, didengar dan disaksikan sendiri oleh informan tersebut. “Saat ini lebih trennya yakni informasi A1, berarti Laporan tersebut, dilihat, didengar dan disaksikan sendiri oleh informan jadi bisa dijadikan acuan,”Pungkasnya.