JOMBANG: Upaya melestarikan warisan budaya dan menumbuhkan kecintaan anak didik terhadap kekayaan nusantara terus digalakkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang. Salah satu inovasi terbaru adalah program “Sinau Wayang Bersama Abah Bupati Warsubi”, yang membawa seni wayang kulit langsung ke sekolah-sekolah dasar.
Kegiatan ini merupakan bagian integral dari program “Seniman Masuk Sekolah” dengan tajuk spesifik “Belajar Wayang Kulit bersama Abah Warsubi”.
Plh. Kepala Disdikbud Kabupaten Jombang, Wor Windari, mengungkapkan bahwa kegiatan ini telah menjadi agenda rutin sepanjang tahun 2025 dan SDN Jombatan 3 di Kecamatan Jombang menjadi lokasi ketiga pada Rabu (14/5) lalu, setelah sebelumnya sukses di Kudu dan Kesamben.
“Ini merupakan agenda rutin kami sepanjang 2025, dan telah dilakukan tiga kali,” papar Wor Windari. Minggu, 18 Mei 2024
Ratusan peserta didik dari seluruh Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang tampak antusias mengikuti pagelaran yang dipandu sepenuhnya oleh anak-anak. Windari menjelaskan, “Total ada 100 peserta dan 15 orang pendamping.”Imbuhnya
Yang menarik, seluruh pengisi acara dalam pagelaran ini adalah talenta-talenta muda dari Jombang. Dalang cilik Amoro Lingga Abynaya, siswa kelas 7 SMPN 1 Plandaan, memukau penonton dengan lakon “Gatotkoco Lahir”. Ia didampingi oleh sinden cilik, guguritan cilik, dan pembirama cilik, dengan bimbingan langsung dari Anom Antono, pamong budaya ahli muda sub koordinator sejarah dan nilai budaya Disdikbud.
Windari menekankan pentingnya pengenalan wayang karena mengandung nilai-nilai luhur seperti kejujuran, nasionalisme, dan patriotisme. “Kita kenalkan ke anak-anak kita bahwasanya manusia yang ada di muka bumi ini telah tergambarkan dalam satu kotak wayang dengan tokoh dan berbagai karakternya,” ujarnya.
Lebih dari sekadar hiburan, kegiatan ini juga berfungsi sebagai edukasi tentang dedikasi seorang seniman dalang. Anak-anak diajarkan mengenai kerja keras dan latihan yang tak kenal lelah, dari cara duduk, gerak tangan, hingga peran kaki seorang dalang, serta komitmen pertunjukan yang bisa berlangsung semalaman. “Itu menunjukkan jika untuk jadi dalang perlu perjuangan yang keras dan tidak bisa dicapai dengan cara instan,” tegas Windari,
Ke depan, Disdikbud berencana melanjutkan program ini ke kecamatan-kecamatan yang belum tersentuh, memastikan minimal setiap siswa SD mengenal kesenian wayang dan perannya. “Kalau nggak kenal nggak sayang apalagi ini urusannya dengan kesenian tradisional,” pungkas Windari.
Bupati Jombang, Warsubi, turut memberikan apresiasi positif terhadap inisiatif Disdikbud di SDN Jombatan 3. “Nguri-uri budaya, melestarikan kearifan lokal harus dikenakan sejak dini kepada siswa sebagai penerus,” ungkapnya.